KEGIATAN SELAPANAN KE – X

Ahad, (2/6) 2024 Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) Banjar Agung akan menyelenggarakan kegiatan rutin Selapanan setiap Ahad Kliwon.
Kali ini akan bertempat di Ranting NU kampung Warga Makmur Jaya. Kegiatan tersebut juga akan menghadirkan Mubalighoh Hj. Nur Fauziyah Azizah dari Bandar Jaya Lampung Tengah. Dalam rangkaian kegiatan tersebut akan dimulai dengan Sema’an Qur’an di pagi harinya, kemudian dilanjut Istighosah Kubro Bada Dzuhur dan Kegiatan Inti yaitu Pengajian Akbar itu sendiri.
Ya, acara tersebut merupakan acara rutin yang digelar KBNU Banjar Agung “selapan” sekali secara bergilir di setiap Kampung yang ada di Banjar Agung. Hadirinnya terdiri dari masyarakat se-kecamatan Banjar Agung.
Istilah “selapan” yang kemudian menjadi kata kerja “selapanan”, merupakan hitungan satu bulan berdasarkan hari dan tanggalan Jawa. Jumlah siklusnya akan berulang setiap 35 hari sekali. Seperti yang telah diketahui bahwa jumlah hari pasaran atau netu merupakan hitungan hari Suku Jawa. Perhitungannya berjumlah lima hari pasaran. Ada; Pahing, Pon, Wage Kliwon, dan Legi.
Kiai-kiai NU khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Banjar Agung, sering mengagendakan kegiatan keagamaan berdasar pada perhitungan hari tersebut. Misalnya, seperti Pengajian Rutin Kamis Kliwon, Maulid setiap Jumat Legi, Sima’atul Quran per Hari Senin Pahing, dan lain sebagainya.
Mengapa kok 35 hari? Sebab arahan Kanjeng Nabi kepada Sayyidina ‘Ali:
ياعَلي، إذا أتى على المؤمن أربعون صباحًا ولم يجالس العلماء قسى قلبه، وجسر على الكبائر؛ لأن العلم حياة القلب
“Wahai Ali, ketika datang 40 hari kepada seorang mukmin, dan (selama itu pula) ia tidak berkumpul dengan ulama, maka keraslah hatinya, dan berani melakukan dosa besar. Karena (hakikatnya) ilmu itu (memiliki) hati yang malu (kepada Allah).”
Hal tersebut senada dengan apa yang dijelaskan juga dalam kitab Washiatul Musthofa karya Sayyid Abdul Wahab As Sya’roni. Ketua Tanfidziyah MWCNU Banjar Agung Ust. Muhammad Yazid yang kerap disapa Gus Yazid itu juga menambahkan, semua umat Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam itu akan masuk surga, kecuali yang tidak mau. Siapakah itu? Dijawab oleh sebuah hadits yang berbunyi:
عن أبي هريرة ، أن رسول الله ﷺ قال: كل أمتي يدخل الجنة إلا من أبى قيل: ومن يأبى يا رسول الله؟ قال: من أطاعني دخل الجنة، ومن عصاني فقد أبى
“Sesungguhnya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam besabda: Tiap-tiap umatku akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Dikatakan: dan siapakah yang tidak mau tersebut wahai Rasulullah? Jawabnya: Barangsiapa taat kepadaku, maka ia akan masuk surga. dan barangsiapa mendurhakaiku maka sungguh ia benar-benar tidak mau (masuk surga).” (HR. Bukhari)
Oleh karenanya, Lanjut Gus Yazid Selaku Ketua Tanfidziyah MWCNU Banjar Agung, penting sekali dalam beramal kita niatkan untuk ittiba’ur rasul, mengikuti ajaran Nabi Muhammad sallalllahu ‘alaihi wasallam. Karena hal tersebut merupakan bukti ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya, sebagai modal dalam menggapai surga Allah ta’ala.
Demikianlah, tradisi-tradisi yang hingga kini masih dilestarikan oleh Nahdliyin, masyarakat NU. Amaliah tersebut merupakan bentuk ikhtiar tokoh NU dalam ihya’us sunnah, menghidupkan ajaran Nabi, meski sebagian kecil orang kerap menuding sebagai hal yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi.
Auditor: Muhammad Kiswan, S.kom, M.Pd